LAYANAN PEMBERITAHUAN: MEDIA GMNI SULTRA adalah Portal Informasi Resmi GMNI yang ada di Sultra dan ditujukan sebagai Media Perjuangan, Informasi, dan Media Pendidikan GMNI di Sultra.

Daftarkan Bahasa Daerah Ke UNESCO Agar Tidak Terancam Punah, DPD GMNI Sultra Apresiasi Langkah yang Lakukan Pj Gubernur

Foto: Muhamad Amang, Ketua DPD GMNI Sultra.


KENDARI, GMNISULTRA.OR.ID - Tujuh dari sembilan bahasa daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) terancam punah untuk tidak lagi digunakan sebagai bahasa lokal sehari-hari.

Tujuh bahasa daerah tersebut yakni, Bahasa Ciacia, Bahasa Culambacu, Bahasa Lasalimu Kamaru, Bahasa Kulisusu, Bahasa Moronene, Bahasa Muna, dan Bahasa Tolaki.

Terancam punahnya bahasa tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara (KBST), Uniawati, saat berada diacara pembukaan Kongres Internasional IV Bahasa-Bahasa Daerah Sultra di Hotel Sahid Azizah Hotel and Convention, Selasa (21/11/2023).

"Hal tersebut perlu segera ditangani agar nantinya ketujuh bahasa tersebut tidak benar-benar mengalami kepunahan," ujarnya. 

Disisi lain, Pj. Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto saat membuka kongres, menyampaikan bahwa pihaknya akan meminta daerah untuk memberikan manuskrip terkait bahasa daerah yang ada di wilayahnya.

“Nantinya kita akan melakukan pencatatan agar kita bisa ingat, kemudian kita daftarkan ke UNESCO. Hal ini juga sudah saya tugaskan kepada Kepala KBST untuk dapat mengumpulkan 9 bahasa daerah yang ada," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengapresiasi langkah yang dilakukan Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto untuk mendaftarkan 7 dari 9 bahasa di Sultra ke UNESCO.

Apresiasi tersebut disampaikan Muhamad Amang, karena bahasa daerah di Sultra sudah jarang dipakai lagi oleh masyarakat Sultra sebagai bahasa lokal sehari-hari, Kamis (21/11/2023).

"Ditengah arus perkembangan globalisasi yang semakin tajam, yang kian mengikis budaya kita baik dari segi adat istiadat hingga bahasa daerah sebagai identitas bangsa dan ini merupakan salah satu masalah yang sangat fundamental. Sehingga apa yang dilakukan Pemprov dengan mengambil langkah demikian patut menjadi apresiasi kita semua," ujarnya, Kamis (23/11/2023).

Ia juga mengatakan bahwa apresiasi yang dilakukannya sebagai bentuk mewujudkan Trisakti Bung Karno, yakni Berkepribadian dalam berkebudayaan.

"Kita dukung, apresiasi Pelestarian Bahasa. Ini juga wujud konsistensi kita dalam rangka mengupayakan tewujudnya Trisakti Bung Karno, Kepribadian dalam bidang kebudayaan," sambungnya.

Amang Sapaan akrabnya, meminta kepada Pemerintah Provinsi agar semua Bahasa daerah di Sultra didaftarkan ke UNESCO untuk mengantisipasi kepunahan dimasa yang akan datang.

"Kami juga memita kepada Pemerintah Provinsi melalui Pj Gubernur agar bahasa daerah lain yang ada diseluruh Sultra didaftarkan ke UNESCO, tidak hanya 7 bahasa yang hampir punah itu. Ini mengantisipasi kepunahan semua bahasa dimasa yang akan datang," tambahnya. 

Selain itu, Amang juga berharap agar dapat melestarikan bahasa daerah sebagai bahasa lokal, perlu adanya dukung dari masyarakat dengan menggunakan bahasa daerahnya apabila bertemu dengan sesamanya yang juga tahu bahasa daerah itu. 

"Harapan kami, ada dukungan dari masyarakat luas agar bahasa daerah dapat dipakai sebagai bahasa sehari-hari jika berhadapan dengan sesama sukunya atau sesama orang mengerti dan dapat berucap dengan bahasa daerah itu," tandasnya.(*)

By: DPD GMNI SULTRA.

Post a Comment

Silahkan Anda Komentar dengan Santun dan Beradab !!!

Previous Post Next Post
close
Banner iklan disini